Anyelir Kuning

April 23, 2020

Pertemuan baru setelah patah hati, mudah sekali membuat dua orang ingin berjanji. Membuat mereka tiba-tiba ingin memberi sebuah bukti tumbuh kepada diri sendiri.
Lalu berani untuk bertahan di liang yang sama. Menjebak diri untuk menjadi berdua.
Retak yang mereka bawa terasa seperti bertemu rekatnya.
Bahkan saat itu mereka lupa kalau sebelumnya mereka penuh luka. Babak belur oleh dua "dia".

Cuma karena terbiasa ditemani, mereka merasa berhak jadi masing-masing pengganti. Padahal kenal baru sehari dua hari. Mengobrol cuma tentang lalu-lalang cinta sampai pagi. Mereka cuma sedang membuka diri, tapi sudah merasa tak boleh pergi.

Yang tidak adil adalah waktu.
Memaksa mereka untuk sepakat dengan kebetulan-kebetulan. Menjodohkan insan-insan yang sebenarnya tidak berhubungan.
Sehingga ketika harapan mereka tidak berlaku lagi, mereka cuma bisa menyalahkan diri mereka sendiri. Mengubah semua menjadi tidak masuk akal dan menyebalkan. Padahal mereka sendiri yang membawa perasaan itu dalam-dalam.

Selalu ada garis akhir yang lahir saat sedang cinta-cintanya. Selalu ada teka-teki yang tidak pernah ada jawabannya.
Selalu ada ... dua tokoh yang tidak pernah berada dalam cerita yang sama.

Akhirnya cuma ada terima kasih, tidak ada balasannya.
Terima kasih untuk selamat datang dan selamat tinggal yang tidak ada.

  • Share:

You Might Also Like

23 komentar

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Iseng buka blog ka nawang, eh ada update, eh jadi mellow tengah malem

    ReplyDelete
  3. Oh tampilan blog-nya baru.
    Oh tulisannya tetap mendayu.
    Oh berapa banyak pengalaman patah hatimu?

    Eh. Tapi kenapa aku terpikirkan draft waktu-waktu lalu, ya. Agak mirip intinya. Kayaknya, sih.

    ReplyDelete
  4. Relate bgt sama keadaan skrg :')

    ReplyDelete
  5. Huhu jadi sedih :')

    ReplyDelete
  6. Kok pas sekalee,mo nangis

    ReplyDelete
  7. Dan aku nangis lagi... 😭

    ReplyDelete
  8. Bikin keinget lagi hadeehh :(

    ReplyDelete
  9. Terima kasih sudah mewakilkan banyak kata yang tidak dapat diucapkan.

    ReplyDelete
  10. Salam kenal, Bagus tulisannya silakan kunjungi balik,

    https://www.afrezazeilfahmiazis.com/?m=1

    ReplyDelete
  11. Setelah sekian purnama kau ku puja hingga tiba pada satu titik kau membuat ku jera dengan kata "aku belum siap bertanggung jawab atasmu silahkan pergi pada yang lebih siap sekarang aku hanya ingin bermain dan menikmati senja"
    Berkeping hatiku rapuh retak tak beraturan dipatahkan oleh insan yang dulu amat ku damba,
    Ternyata selama ini aku hanya kau anggap kilau yang akan lenyap seketika setelah kau mengedipkan mata

    ReplyDelete