Aku ingin menjadi segala yang mendiami dadamu. Mendengarkan seluruh gemuruh dari jatuh cinta dan cemburu. Aku ingin menjadi milikmu yang nomor satu. Menyingkirkan mereka yang cintanya sudah pasti tak sedalam aku.
Aku ingin menjadi apa yang cukup untuk kamu genggam. Menggenapkan ruang-ruang yang harus diisi, masuk dan menjaga spasi yang harus ditempati. Aku ingin menjadi satu-satunya yang kamu cari. Dalam keadaan apa pun kamu saat ini. Dalam keadaan apa pun kamu nanti.
Aku ingin menjadi jawaban pada setiap pertanyaan dan permintaanmu. Aku ingin datang sebagai hasil dari apa yang telah kamu tanam dan rawat dengan tulus dari dulu. Membenarkan semua yang kita anggap keliru. Memulangkan semua rasa yang tidak diizinkan membuatmu pilu.
Aku ingin mataku sampai pada setiap tatapanmu. Aku ingin selalu ada. Walau pada kenyataannya, aku tak mungkin selalu bisa di sana.
Aku ingin kamu terlena, tapi aku ingin kewarasanmu tetap pada tempatnya.
Aku bahkan ingin menjadikanmu air mata. Muncul saat senyumanku terluka, lalu melegakan dan menenangkan setelahnya.
Aku ingin terus menulis "aku ingin". Aku ingin terus menginginkanmu, dan jawaban "iya" pada setiap keinginan itu.
Tapi aku tahu, kebebasan memilih tetap pada tangan dan hatimu.
Yakin atau belum yakin padaku, terserah. Asal pada akhirnya kamu tetap denganku.
Aku ingin menjadi apa yang cukup untuk kamu genggam. Menggenapkan ruang-ruang yang harus diisi, masuk dan menjaga spasi yang harus ditempati. Aku ingin menjadi satu-satunya yang kamu cari. Dalam keadaan apa pun kamu saat ini. Dalam keadaan apa pun kamu nanti.
Aku ingin menjadi jawaban pada setiap pertanyaan dan permintaanmu. Aku ingin datang sebagai hasil dari apa yang telah kamu tanam dan rawat dengan tulus dari dulu. Membenarkan semua yang kita anggap keliru. Memulangkan semua rasa yang tidak diizinkan membuatmu pilu.
Aku ingin mataku sampai pada setiap tatapanmu. Aku ingin selalu ada. Walau pada kenyataannya, aku tak mungkin selalu bisa di sana.
Aku ingin kamu terlena, tapi aku ingin kewarasanmu tetap pada tempatnya.
Aku bahkan ingin menjadikanmu air mata. Muncul saat senyumanku terluka, lalu melegakan dan menenangkan setelahnya.
Aku ingin terus menulis "aku ingin". Aku ingin terus menginginkanmu, dan jawaban "iya" pada setiap keinginan itu.
Tapi aku tahu, kebebasan memilih tetap pada tangan dan hatimu.
Yakin atau belum yakin padaku, terserah. Asal pada akhirnya kamu tetap denganku.