Terurai
Setiap manusia diberi hati untuk merasakan kepekaan sekitar. Tapi, anehnya, aku tak peka saat kau bilang perasaan di dalam dirimu mulai memudar. Semua berjalan terlalu baik-baik saja untuk aku menyadari bahwa hatiku sudah di ujung lempar. Sehingga aku harus membongkar semak belukar, mencari-cari alasan kenapa yang manis selalu akan menghambar?
Aku kira kita telah berada di usia "berkomitmen atau tidak sama sekali". Artinya, bukan lagi masanya untuk kita datang, bilang cinta, lalu pergi.
Sepertinya ini hanya soal kebiasaan. Kau melatih dirimu untuk biasa menerima, atau biasa mencari lagi saat mulai merasa hampa. Jadi mungkin bukan salahku ketika kau pergi tapi tak ingin mengakhiri. Bukan pula salahmu yang menganggap kita masih belum waktunya untuk berjanji. Sepertinya memang sudah waktunya. Sepertinya restu dunia bukan lagi milik kita.
Aku tak mau mengguruimu, tak mau mendikte perlakuanmu padaku. Biar kau belajar sendiri, bahwa sebab-akibat itu benar ada dan perlu dipahami. Seandainya kau mau berpikir dua kali, seandainya kau tahu tak semua menyediakan kesempatan kedua kali, kau tak akan kehilanganku, aku takkan semarah ini denganmu.
Kukira kita sudah harus belajar dewasa. Tapi, kau masih saja fokus pada "apa yang membuatmu bahagia, apa yang bisa dipotong saat itu juga". Seperti seorang anak di dalam masa tumbuh, belajar memisahkan mana yang menurutnya berguna dan tidak berguna.
Kapan-kapan, menulislah kau dengan tanganmu sendiri. Jujur saja apa yang sedang terjadi, apa yang mengganggu, apa yang ingin sekali kaubenahi. Pasti yang salah selalu bisa diperbaiki. tak bisa serta-merta dihancurkan, tak bisa serta-merta hilang arti.
Kita sudah pernah berkali-kali berjuang sebelum ini. Sebelum pertemuan kita pun, harusnya ada kehilangan yang akan membuatmu tak ingin mengalaminya dua kali. Harusnya, dulu, sebelum kau mencoba untuk menelaahku, kau harus mengkaji dirimu sendiri. Setelah itu mungkin baru kautahu, sebesar apa harapan yang harus kauberikan, agar di akhir aku tak merasa terlalu dikecewakan.
Kalau kisah hanya tersisa kisah, kalau kau belum juga berkaca dan ingin berubah, aku berani untuk hidup sendiri.
Kalau ikatan tali sudah terurai, kalau keeratan kita sudah selesai, aku berani melangkah pergi.
89 komentar
Nyentuh banget :")
ReplyDeleteahhhhhh:"
ReplyDeleteyou did great with your writing, kak naw.
ReplyDeleteTerima kasih banyak! ♡
DeleteKenapa aku bgt sih :"
ReplyDeleteNyentuh seeeh iniii
ReplyDelete<3
ReplyDeleteJujur aku iri. Aku iri 😢
ReplyDeletePernah denger darimu yang bisa nulis tulisan bagus dan panjang seperti ini.
ReplyDeleteCaranya tulis aja semuanya yang ingin ditulis, bagian ini tugasnya perasaan/hati.
Terus dibenahin kata atau diksinya, bagian ini tugasnya logika/otak.
Meskipun begitu, nyatanya menulis tak semudah itu.
Coba deh buka chat yang aku tulis buat kamu di L*ne yang terpendam entah udah sedalem apa. Biar...
Biar?
DeleteSadar
Deleteaku sedang berada diposisi itu saat ini, dan aku memilih jalan untuk mem-blok semua yang berhubungan dengan dia, aku gatau apa itu benar atau salah, mungkin memang dengan terpaksa harus ku katakan "aku berani untuk hidup sendiri" maka dari itu ku memilih jalan tersebut, jalan yang memang masih menyakitkan sampai saat ini tapi tetap harus dijalani.
ReplyDeleteHm
ReplyDelete💔💔💔💔
ReplyDeleteSuka tulisannya kak Naw❤
ReplyDeletegtau lagiii terharu bgt bacanya:(((
ReplyDeleteKak Naw
ReplyDeleteKa naw ini deep bat 💔💔
ReplyDeleteKak naw ini kenapa aku bgt huhu
ReplyDeleteIndah banget sih ni tulisann hmmm
ReplyDeleteSumpah.. Kenapa jln ceritanya sama persis dengan cerita jln cerita tentang aku dak dia. . ohh tuhan ��
ReplyDeleteDibaca saat hujan dan ini cerita saya yg baru saja terjadi:''
ReplyDeleteHai ka naww^^ salam dr pembaca barumu, yg sepertinya akan menjadi pengagum mu hehehe ahh lopp bgt ihh tulisannya❤️❤️❤️
ReplyDeleteBaca tulisanmu selalu menjadi candu
ReplyDeletePanutanqu huhu
ReplyDeleteTulisanmuuu mbaa, aduhh ngenaaa banget :')
ReplyDelete:')
ReplyDeleteParahhh suka bangett dgn karya mu
ReplyDelete:"
ReplyDeleteKangen mantan😭
ReplyDeleteSeketika teringat... Ah sudahlah.
ReplyDeleteTerlalu mudah percaya sama perkataan manis nya, sampai2 berujung luka untuk yg kesekian kali nya, saya berharap ini yg terakhir datang dan lalu pergi tanpa pamit *ah nyentuh kali tulisanmu ka:')
ReplyDeleteAku berani melangkah pergi
ReplyDeleteMerasa terwakilkan aku tuh :")
ReplyDelete❤️
ReplyDeleteVerry deep
ReplyDeletePas Bgt sih ka :(
ReplyDeleteGue seperti ditelanjangi sama yang nulis
ReplyDeleteSesak di dada 😭
ReplyDeleteKok saya tergugah ya.....
ReplyDeletePernah diposisi seperti itu. Duluu dan aku berani melangkah pergi dan aku berani hidup sendiri
ReplyDeleteSedang dalam posisi itu. Dia yg sedari awal merayu dan menebar harap . Kini ininkan ku untuk tidak berharap setelah ribuan harap kupanjatkan pada robku
ReplyDeleteIni knp tulisannya gini amat ♡
ReplyDeleteDan pada akhir nya aku menemukan yang sesungguh nya cerita pendek...
ReplyDeleteSemangatt...
idak semua hati dapat dimengerti, tapi yang paling berarti adalah berjalan beriringan hingga rambut memutih dan mati
ReplyDeleteAslii!! Ini mewakili isi hati bgt!! Aku tersentuh:(
ReplyDelete"berkomitmen atau tidak sama sekali", dan saya berada di posisi itu.
ReplyDeleteMembaca tulisan Nidlo Titisari untuk pertama kalinya dan coment pertama
ReplyDeleteTolonh
ReplyDeleteHampir semua mungkin merasakan hal ini :') terimakasih untuk setiap kata yg telah mewakili 💕
ReplyDeleteSebuah kisah patah hati? Keren2..mbak
ReplyDeleteMonggo liat2 blog sya mbak,mngkin perlu d koreksi http://captainrandydp.blogspot.com
ReplyDeleteBerkomitmen atau tidak sama sekali , aaah saya sedang berada di posisi seperti itu :(
ReplyDeleteAku suka bacanya sangat suka;)
ReplyDeleteNgena banget kak , deep banget.
ReplyDeleteAku sampai luluh lantak di tepi bantal.
Idola bat dah.
ReplyDeleteka kamu adalah blogger pertama yang aku suka,peluk jauh
ReplyDeleteNaw...tulisan-tulisanmu membuat mata tak ingin beralih ke sosmed yang sesak dengan kebohongan dan kebencian
ReplyDeleteKeren
ReplyDelete,, sebuah kata ingin mengakhiri tapi masih ngarepin.
ReplyDeleteEh gimanasih ?? Gitu bukan ya ?! ����
Terimakasih karna sudah mewakili 🖤 , terus share link tulisannya ya ka , biar saya bisa banyak belajar juga supaya bisa bikin tulisan sendiri dan berkarya seperti penulis buku HILANG yang satu ini
ReplyDeletesaya sedang berada di posisi ini ..
ReplyDeletetwrima kasih sudah mewakili 🙏🏻🌼🌼🌼
Mewakili hati banget :") terimakasih 💙
ReplyDeletemenitis kak 😥
ReplyDeletekok ngena banget, pas sama yg dirasa sekarang :(
ReplyDeleteAaa ga ngerti lgi😭
ReplyDeleteNgena bgt😭
ReplyDeleteKenapa sama dgn kisah ku saat ini ::
ReplyDeleteMy fav banget kak Chichi 😍😍
ReplyDeleteCeritanya sama kaya ceritaku, nyatanya aku sekarang memilih menjalani hidup sendiri tanpa dia, seperti yg ka naw bilang berkomitmen atau tidak sama sekali.
ReplyDeleteSemoga ini yang terakhir kalinya, seseorang yang datang lalu pergi. Kuyakin esok akan ada seseorang yang datang singgah untuk sungguh bukan hanya sekedar singgah. I lv u ka naw!!!
ReplyDeleteKenapa... Ngena banget. 😔
ReplyDelete💙
ReplyDeletepas bgt yg lagi aku alamin sekarang...
ReplyDeleteterima kasih sudah mewakilkan perasaanku dengan tulisan sebagus ini kak....
Mata berkaca kaca, sebegitu ngena nya dihati :((
ReplyDeletePanutanku. Terbaik gak pernah gagal buat aku nyesek sm tulisannya:(
ReplyDeleteNyentuh banget kak naww ❤❤
ReplyDeleteMewakili perasaan hati
ReplyDeleteYang mewakili segala rasa dan pecahnya tangis, namun entah harapku yang terlalu tinggi dan tekatku yang terlalu kuat, Kala ia mengulangi untuk mematahkan saya masih tetap yakin "Ia pasti berubah, jika setiap hubungan selalu diuji saya yakin kita kita pasti bisa melewatinya" tapi saya tidak tau begitu lemahnya saya bangkit dan mengingat kalimat itu, tidakkah Tuhan begitu mudah membolak balikkan sebuah perasaan,:)
ReplyDeleteAku berada dalam posisi 'kau' disini.
ReplyDeleteSumpah bagus banget kata2nya
ReplyDeleteAkhir tahun kemarin aku berada di posisi "aku". Semoga aku bisa menghadapi ini semua dengan sabar dan ikhlas, dan semoga aku dipertemukan kembali dengan ia yg tlah berubah menjadi lebih baik atau mungkin orang lain yg lebih baik dari dirinya:)
ReplyDeleteAsik, berima, menyentuh, terbaik
ReplyDeleteKisahku banget mas🙃
ReplyDeleteaku banget ini🙃
ReplyDeleteya Allah suka :")
ReplyDeleteBagus tulisannya, bisa sharing pengalaman nulis ini
ReplyDeletewakwkwaw cquaauc
ReplyDeleteasaaswwww
ReplyDelete