Mungkin kini kita sedang berada
di sebuah ruang kosong yang bernamakan ‘’jeda”. Tempat saat seluruh keinginan
untuk berjalan berdua, terhenti sementara.
Saat kita tiba-tiba merasa ingin
menggunakan sisa-sisa waktu untuk sendiri saja. Saat kita merasa ingin sejenak
melepaskan beban memberi kabar atau semacamnya.
Mungkin kita tengah berada pada
situasi ingin dimengerti tanpa harus mengerti. Ingin dipahami tanpa harus
memahami.
Mungkin obrolan-obrolan kita sudah mulai basi. Atau mungkin ada sesuatu yang begitu mengganggu dan menuntut diri untuk mengistirahatkan hati.
Kita telah mempertemukan dua
kekurangan dan sepakat untuk menutupinya dengan ketulusan. Dengan komitmen
untuk terus berjalan walau sedang tercekik rasa bosan.
Jadi satu hal yang
kupinta adalah, jangan pernah melangkah menjauh untuk meninggalkan. Walaupun di dalam hatimu kau merasa benar-benar ingin sendirian.
Sejak awal, dalam hubungan kita, apa yang tak bisa kita
selesaikan?
Masalah seperti apa yang tak bisa kita pecahkan?
Bukankah kita ini
berdua?
Bukankah aku ini masih ada?
Satu hal yang kupercaya saat perasaan
kita tengah berjarak.
Kamu masih menjadi milikku meski ada sesuatu di
dalam hati kita yang sedang memberontak.
Aku tahu kita tak benar-benar
membuang muka. Karena sejatinya tangan kita selalu ingin menggenggam dan menjaga.
Kurasa memang ini hanyalah sebuah jeda, untuk kita nanti kembali merangkai cerita.
Barangkali memang ada halaman yang harus kosong tanpa perlu diisi. Agar halaman-halaman yang telah dan akan kita penuhi, benar-benar memiliki arti.
Lalu jangan pernah
jadikan kekuranganku sebagai alasanmu untuk pergi. Karena aku tak ingin
menjadikan satupun kekuranganmu sebagai alasanku untuk berhenti mencintai.