Untuk laki-laki yang masih mendekap dan terperangkap.
Sampai kapan kau menjadi debu?
Diterbangkan ke sana kemari
Akhirnya terdiam juga di sampul buku
Sampai kapan kau izinkan jantungmu terhunus?
Sampai kapan, matamu mati melihat aku yang tulus?
Jangan memaksa menggapai apa yang tak santai
Jangan berlari di jalan yang memperlambat kakimu sampai
Berhentilah mencari
Berhenti kehilangan dirimu sendiri
Tak usah berdarah-darah dan membuatku marah
Sadarlah,
bangun dari mimpi panjangmu
Temui aku
Aku punya separuh untuk melengkapimu
Jangan lagi membanding lalu membanting
Aku ini kepatahhatian yang tak bisa berpaling
Jangan lagi sendu
Jangan lagi keliru
Jangan lagi tersesat
Jangan lagi terhambat
Kau punya aku
Mari selesaikan puisi ini dengan satu kata 'tamat'
Dariku,
cinta yang tak pernah sempat.