Nanti

September 25, 2017

Untukmu laki-laki yang akan kutemani seluruh hidupnya.
Kalau nanti waktunya telah tiba, setiap hari setelahnya, kamu akan terus melihat seorang perempuan dengan tulisannya, karena dia akan menulis hingga tua, denganmu. Setiap hari kamu akan mendengarkan semua keluh kesah dan manjanya. Kamu akan mendengarkan kalimat-kalimat sederhana seperti “aku pingin sate ayam”, “ya Allah jerawat”, “yang, aku gendutan ya?”, atau “Mas, aku laper” setiap hari. Walaupun aku tahu nanti kau akan bosan dan mengabaikanku, mudah-mudahan kamu tidak akan pernah mengkhianati bahkan meninggalkanku.
Karena aku menginginkan ini hanya sekali, seumur hidupku. Aku ingin ini benar-benar akan menjadi sebuah ikatan yang sakral. Yang sekalipun kau atau aku telah mati, kita masih menyandang status suami dan istri.

Untukmu laki-laki yang akan menyempurnakan separuh agamaku.
Kalau nanti kita diberikan izin untuk terus beribadah bersama, meraih restu dan hidayah-Nya berdua, aku ingin terus menjadi makmum untuk setiap salat wajib dan sunnahmu.
Berbakti penuh karena kamu menjadi pemimpinku. Karena kita terikat untuk saling melengkapi. Untuk saling membenarkan yang keliru. Untuk saling memperbaiki yang belum baik. Untuk saling menguatkan yang jatuh. Untuk saling menyayangi karena ini bukan lagi soal aku dan kamu, ini soal kita berdua.

Untukmu yang akan menjagaku dan akan kujaga seumur hidupnya.
Kau tahu? Ayahku adalah laki-laki yang telah mencintaiku bahkan saat aku belum dilahirkan. Ia membesarkanku dengan sangat baik. Ia mengenalkanku dengan kasih sayang. Ia selalu memantau dengan laki-laki seperti apa aku berteman. Kami memang tidak seakrab anak-ayah yang lain, tapi aku sangat menghormatinya. Saat ia setuju untuk menyerahkanku padamu, bukankah itu karena ia menganggapmu adalah seorang laki-laki yang baik? Bukankah itu karena ia yakin kamu akan menjaga dan memperlakukanku sebaik yang ia selalu lakukan?
Hormati ia seperti aku menghormatinya, seperti kamu menghormati ayahmu. Jadilah seperti mereka yang begitu mencintai keluarganya. Aku selalu terkagum-kagum pada laki-laki yang mau bertanggung jawab, yang mau mengorbankan dan memperjuangkan keluarganya seolah-olah ia sedang menyelamatkan dirinya sendiri.

Untukmu yang akan terus duduk di sampingku, menggenggam tanganku, pun kepercayaanku.
Kau tahu aku terlalu mudah terkesima pada hal-hal baru. Aku suka dengan tempat-tempat baru. terlepas dari, akan betah atau tidak, jauh atau dekat, dua hari atau dua bulan.
Dimanapun, selama aku bersama kamu, tak akan ada alasan untuk menyesalinya. Maka sebisa mungkin, ajak aku mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah aku tahu. Bawa aku pergi ke tempat-tempat menyenangkan. Untuk melihat kebesaran Tuhan, untuk kuingat sebagai bahan cerita saat kita menua.
Kita harus selalu bahagia.
Kita harus menjelajah dunia.

Untuk kamu yang saat ini masih hidup dalam duniamu.

Aku tunggu, dua atau lima tahun lagi. Saat kamu benar-benar bersedia untuk tak hanya mencintaiku, tapi juga membahagiakanku, menafkahiku, melindungiku, mencukupiku, menemani untuk selalu menyeimbangkan dunia dan akhiratku.

  • Share:

You Might Also Like

4 komentar

  1. wah beurad kak bacanya untuk umur 18 thn seperti ku. hehhehe. hehe

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. hehee, hehee .
    Betapa mesranya tulisanmu ini. Sebagai lelaki, aku berharap dipertemukan Allah dengan wanita yg seperti dirimu. Atau lebih baiknya hanya denganmu langsung !

    ReplyDelete